Pages

Temen Curhat

Rabu, 06 April 2011

Tuntutan dan Nurani

Ternyata tuntutan kerjaan sering bertolak dengan hati nurani. Udah hampir seminggu aQ ngejar-ngejar beritanya Icha alias Fransisca Anastasya Oktaviany alias Rahmat Sulistyo dan Muhammad Umar, dalam kasus 'salah kawin'. Di satu sisi, nyari berita yang disuruh oleh redaktur itu enak banget, karena jelas berita yang dituju dan yang pasti dimuat. Namun di satu sisi, kita jadi sulit bergerak, karena jadi terbelenggu tuntutan redaktur.

Capek, itu nggak usah ditanya. Tapi yang bikin enggan adalah ketika kita disuruh ngorek-ngorek keterangan dari orang seperti Umar yang dalam hal ini adalah korban. Udah jadi korban, ketipu, malu, masih juga dikeroyok dengan pertanyaan-pertanyaan yang bikin sakit ati. Saat inteview Umar, aQ langsung nggak tega mo nanya2. Umar keliatan polos, lugu, dan keliatan banget kalo lagi sedih. Cuma pertanyaan-pertanyaan singkat yang aQ ajukan, dan segera mohon pamit. Ternyata berat saat harus menuruti tuntutan dan bisikan nurani. :(

6 komentar:

Unknown mengatakan...

namanya tugas mba, tapi bisa di pilah-pilah, tanpa menghilangkan tugas dari sang redaktur

soulful^^~ mengatakan...

wah, sering juga mbak saya merasakan seperti itu. jadi bingung dan ragu2 buat ngelaksanain tugas huft.
semangat wes mbak :D

Anita's Serenade of Heart mengatakan...

@daur ulang: iya nih, harus tetap ada skala prioritas
@soulful: semangat juga soulful... makasih ^_^

andri K wahab mengatakan...

semangat nit...semangat...**sambil makan bakso**...^_^

Anita's Serenade of Heart mengatakan...

wkwwkwk.... perasaan makan mulu ni anak :D

Satriani Mulyadi mengatakan...

ya gitulah kodrat org timur mba. tetap santun dalm menjaga perasaan org lain...

 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©