Pages

Akulah Anita

Foto saya
aku mencintai hidupku dan segenap pernak-pernik di dalamnya. It's a very beautiful life, proud them so much ^_^
Diberdayakan oleh Blogger.

Temen Curhat

Senin, 22 November 2010

Mereka, Merapi, dan Dua Keping Uang Receh


Jika manusia menegakkan kepala dengan pongahnya, maka aku termasuk di dalamnya...
Namun kini, aku menundukkan kepalaku dengan mata yang tak mampu lagi menahan luapan airmata...

Allahu Akbar Allahu Akbar wa Lillahilham, kumandang takbir menyeruak pertanda Idul Adha telah datang...
kubentangkan sajadahku di atas alas hingga kedua bola mataku tertuju pada kain kuning yang terbentang di sebelah sajadahku."Sepertinya ada yang aneh", pikirku.... "Handuk mandi rupanya". Ya, memang tak lazim bentangan sehelai handuk mandi berada di atas alas shalat ied. Masih aku terheran-heran dengan apa yang kulihat tiba-tiba pikiranku terbuyarkan oleh sepasang tangan yang mengajakku bersalaman. Kusambut sepasang tangan keriput itu sambil kupandangi wajah si empunya tangan. Wajah binar seorang nenek tua menyapaku, "Assalamualaikum mbak, saya pengungsi Merapi". ohh.. rupanya mereka pengungsi yang ditempatkan di sekolah belakang rumahku. Hatiku bergetar lagi menatap handuk kuning itu, ya Allah... mereka dengan segala keterbatasan mereka masih mau bersujud syukur padaMu, sedangkan aku di sini dan segala kemudahan yang aku dapatkan masih saja malas menundukkan kepalaku untukMu... ya Allah, betapa kerdilnya aku....

Obrolan kami terputus oleh suara Imam yang mau memulai memimpin shalat. Akupun memulai shalat dengan perasaan malu... sangat malu.. aku malu padamu ya Rabb....
Beberapa menit berlalu dan shalatpun selesai, khotbah dari imam dimulai dan si nenek tua itupun mengajakku bercakap-cakap lagi. "Syukur alhamdulillah mbak, saya dapat tempat ngungsi di sini, orang-orang di sini baik dengan kami. walaupun dapat musibah ya tetap disyukuri, saya masih bisa beribadah di tempat ini walaupun hanya disebuah tempat pengunsian", nenek itu bercerita dengan mata berbinar dan senyum syukur. Aku, tertampar dengan kata-kata nenek itu.... lagi-lagi aku merasa sangat kerdil... maafkan aku ya Rabb...
Masih dengan obrolan nenek yang terasa hangat di telingaku, seorang pemuda masjid menyodorkan kotak amal keliling. kukeluarkan selembar uang pemberian ibuku dari celana jeansku, aku sodorkan kotak itu kepada sang nenek. aku pikir sang nenek itu akan melewatkan kotak itu. Ternyata aku salah, sang nenek memasukkan dua kping uang receh ke dalam kotak. Ya Allah, aku benar-benar malu... di tengah kondisi yang serba kekurangan itu sang nenek masih mau menyisihkan dua keping recehnya untuk beramal. Subhanallah.... Sedangkan aku, ketika aku mendapatkan rejeki masih saja aku pelit untuk berbagi... Astaghfirulah....

Ya Allah, terimakasih Engkau telah mempertemukan aku dengan sang nenek. Terimakasih telah menundukkan kepalaku dan menghancurkan kepongahanku.....
Doaku untuk mereka... mudahkanlah jalan mereka...lindungilah mereka, dan berkahilah mereka
ya Rabb, bantulah hamba agar memiliki hati seperti mereka....

Allahuakbar...Allahuakbar...Allahuakbar....

1 komentar:

Anita's Serenade of Heart mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
 
 

Diseñado por: Compartidísimo
Scrapping elementos: Deliciouscraps©